PhD Mama Anggia: Tentang menjadi ibu, riset di laboratorium dan berbagi tugas dengan suami

Published by phdmamaindonesia on

Halo Anggi, dua kali hijrah ke Australia untuk studi, apa perbedaannya kali ini?

Hai Kanti. Pertama kali saya ke Melbourne untuk mengambil studi Master, saya hanya berdua bersama suami dan kami baru saja menikah. Jadinya saya bisa fokus ke studi dan masih banyak waktu untuk lembur apabila diperlukan dan juga lebih punya waktu untuk berpartisipasi dalam kegiatan akademis kampus.

Kali kedua kami sekeluarga hijrah ke Brisbane sudah berempat. Mengambil studi S3 yang juga fully lab-based cukup menantang saya dan suami untuk lebih bisa mengatur waktu dan jadwal supaya studi saya lancar namun juga masih ada waktu untuk keluarga.

Alhamdulillah suami amat suportif dengan keputusan saya untuk lanjut sekolah lagi, sehingga lebih memudahkan untuk berdiskusi bagaimana menjalankan studi dengan adanya anak-anak.

 

IMG_0905

Suami dan anak-anak – supporter utamaku

 

Banyak orang kesulitan mendapatkan restu dari suami untuk berangkat studi – bagaimana pengalaman Anggi?

Dari sebelum menikah, saya sudah mengutarakan ke calon suami bahwa saya berniat untuk melanjutkan studi hingga jenjang S3, karena itu juga menjadi bagian dari pengembangan karir saya. Alhamdulillah suami mengerti dan sangat mendukung, asalkan keluarga tidak terabaikan.

Menjadi ibu bukanlah pekerjaan gampang, apalagi sambil studi PhD. Adakah saat-saat dimana Anggi merasa overwhelmed dengan semua kesibukan yang ada?

Pastinya sering hehehe. Meski suami sosok yang sangat dekat dengan anak-anak dan kami terbiasa berbagi tugas dalam mengurus rumah dan anak-anak, namun sering juga merasa kewalahan saat tuntutan studi sedang banyak-banyaknya.

Studi lab-based kadangkala juga menguras secara fisik saat eksperimen sedang banyak dan butuh waktu lama sehingga saya harus lembur sampai malam ataupun weekend. Kalau sudah begitu biasanya saya break dulu off dari lab dan mengerjakan laporan atau studi literatur supaya tidak terlalu capek.

Selain itu, alhamdulillah di kelompok penelitian tempat saya bernaung ada banyak PhD students dari beragam negara, dan kami sering keluar makan bareng dan ada juga group chat tempat curhat hehe.

Cara lain untuk mengurangi rasa jenuh dan juga bersosialisasi dengan dunia luar lab adalah dengan mengikuti klub angklung di bawah UQ Indonesian Students Association (UQISA).

Mayoritas anggota adalah mahasiswa postgraduate di UQ, namun ada juga beberapa anggota keluarga mahasiswa. Kami biasanya latihan seminggu sekali dan beberapa kali sudah pentas di beragam acara kesenian Indonesia di Brisbane atau acara di kampus.

Kebetulan saat ini banyak anggota yang juga merupakan PhD students, jadi seringkali juga saat latihan dijadikan kesempatan untuk mengobrol lepas tanpa harus memikirkan bagaimana jadinya thesis hehe.

WhatsApp Image 2018-03-24 at 7.05.37 PM

Ikut bermain angklung bersama teman-teman menjadi cara saya untuk lepas dari kejenuhan

Bagaimana Anggi membagi tugas dengan suami di rumah?

Suami kerja enam hari seminggu di waktu pagi hingga siang hari, sehingga saya bertugas menyiapkan makanan dan mengantarkan anak-anak ke sekolah dan daycare di pagi hari. Sorenya suami yang bertugas menjemput anak-anak dan mengajak bermain.

Apabila saya lembur maka suami yang menemani hingga mangantar anak-anak tidur. Pekerjaan rumah yang lain dikerjakan bergantian, biasanya saya yang mengerjakan urusan dapur dan suami yang mengerjakan urusan laundry dan beberes rumah hehe.

Bagaimana juga dengan dukungan supervisor? Apalagi mengingat riset Anggi yang sarat dengan aktivitas di laboratorium?

Alhamdulillah ketiga supervisor sangat pengertian dengan tugas ganda saya sebagai ibu dan student. Mereka mempercayai saya untuk bisa mengatur waktu untuk melakukan eksperimen dan kegiatan lain di lab. Setiap dua minggu kami bertemu untuk progress meeting sehingga bisa lebih enak merencanakan pekerjaan yang harus dilakukan.

Yang jelas harus selalu ada hasil dan progress, jadinya apabila saya mengambil waktu di hari kerja untuk urusan keluarga, maka biasanya saya akan menggantinya di waktu akhir pekan. Akan tetapi, mereka mengerti juga apabila ada delay misalkan kalau anak saya sakit.

 

IMG_0142

Beraksi di laboratorium bersama salah satu supervisor

 

Bagaimana Anggi menghabiskan akhir pekan bersama keluarga?

Seringkali kami bermain di taman dekat rumah atau menjajal taman di beragam tempat yang berbeda. Anak-anak juga suka berenang jadi kadangkala kami mengunjungi kolam renang dekat rumah atau pantai. Kadangkala anak-anak dan suami juga hanya beristirahat saja di rumah apabila pas saya sedang harus lembur.

Apa saja suka duka yang Anggi rasakan terkait kehidupan bersama keluarga di Australia?

Sukanya barangkali yang bisa saya rasakan adalah banyaknya waktu yang bisa saya habiskan bersama keluarga, terlepas dari beragam kesibukan saya sebagai PhD student. Jarak antara kampus, rumah, sekolah dan daycare si kecil sangatlah dekat sehingga kami tidak harus berlama-lama di jalan sebelum pulang.

Saya dan suami juga bisa mengantar dan menjemput anak-anak setiap hari dan lebih bisa menemani tumbuh kembang mereka. Dukanya mungkin yang paling berasa ya capek hehe. Semua harus dilakukan berdua bersama suami dalam mengurus rumah dan anak-anak.

IMG_1346

Hidup di rantau justru memberi banyak waktu untuk membersamai keluarga

Bisa cerita sedikit tentang penelitian Anggi dan manfaat praktisnya?

Melalui penelitian S3 ini, saya ingin mempelajari tentang bagaimana bakteri menjadi resisten/kebal terhadap antibiotik. Saya memanfaatkan teknologi sekuensing terbaru sehingga bisa memonitor perubahan sekecil apapun pada DNA bakteri dan apakah perubahan/mutasi pada DNA bakteri tersebut menyebabkan ia kebal terhadap antibiotik.

Hal ini penting karena resistensi antibiotik pada beragam bakteri patogen/penyebab penyakit sudah amat sering ditemukan. Dengan mengetahui bagaimana proses atau perubahan yang terjadi pada bakteri saat terpapar antibiotik, maka kita bisa mengetahui celah atau kelemahan bakteri sehingga bisa membantu desain antibiotik baru yang lebih ampuh.


phdmamaindonesia

Blog phdmamaindonesia.com digagas oleh Kanti Pertiwi, Ph.D, pada tahun 2016. Blog ini memuat cerita-cerita seputar perjalanan studi PhD serta strategi menjalani studi dari perspektif perempuan. Kirimkan tulisanmu ke Tim Redaksi di phdmamaindonesia@gmail.com

0 Comments

Leave a Reply

%d bloggers like this: