
Acara ini merupakan acara penyambutan agent of change @phdmamaindonesia dari seluruh penjuru dunia, bertajuk “Kita adalah Perubahan”. Dibuka dengan perkenalan oleh pendirinya, Kanti Pertiwi tentang perjalanan PhD Mama Indonesia mulai dari kelahirannya hingga saat ini. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemaparan dari Lily Yulianti Farid mengenai perempuan sebagai agen perubahan.
Bagian 1 : Cerita Perjalanan Ph.D Mama oleh Kanti Pertiwi (founder Ph.D Mama Indonesia)
Kisah Ph.D mama dimulai dari inisiator Kanti Pertiwi, seorang Ph.D mama dari Universitas Melbourne, Australia dengan niat sederhana dan tulus untuk membawa perubahan.
Kisah dan rencana platform Ph.d Mama Indonesia terangkum dalam timeline berikut
- 2016 : Mengumpulkan cerita mengenai perempuan-perempuan yang menjalani studi Ph.D khususnya di Melbourne, Australia.
- 2017 : Menginisiasi mengumpulkan tulisan-tulisan bukan hanya dari Melbourne, melainkan dari kota-kota lain dan negara lain.
- 2019 : Menerbitkan buku jurnal Ph.D mama.
- 2020 : Membangun kesadaran merek Ph.D mama agar menjadi lebih dikenal dan berdampak positif ke masyarakat. Dan untuk pertama kalinya memberanikan diri merekrut tim dengan berbagai macam latar belakang tapi dipersatukan dalam kesamaan visi misi.
- 2021 : Fokus pada membuat konten-konten baru
- 2022 : Mereplikasi dari hal-hal yang telah dilakukan dan mengevaluasi yang ingin dipertahankan atau ditingkatkan.
- 2023 : Tetap konsisten dan semakin berkesinambungan menghasilkan konten
Pada rekrutmen kali ini diminati lebih dari 100 mahasiswa dan alumni Ph.D perempuan. 45 orang teman-teman baru ini memiliki berbagai latar belakang, seperti mahasiswa, karyawan, dan ibu rumah tangga yang memperkaya platform Ph.D Mama Indonesia. Keragaman ini juga memunculkan diskusi terkait agenda-agenda perubahan apa yang ingin dilakukan, dan bagaimana platform ini menunjang ide-ide tersebut.
Formulasi platform Ph.D mama, memiliki nilai unik dengan membagikan cerita perempuan, elemen pengetahuan, menjawab perubahan, dan memberikan inspirasi terkait studi Ph.D. Ph.D mama pun diharapkan bisa menjadi portal untuk mencari pakar-pakar perempuan yang memungkinkan wanita untuk tampil berkontribusi menebar manfaat.
Bag 2 : Kita adalah Perubahan oleh Lily Yulianti Farid, pendiri dan direktur Rumata dan International Makassar Writer’s Festival (IMWF).
Pemaparan dibuka dengan sambutan dan yang dengan adanya peristiwa Covid-19 ini menjadikan batas ruang dan waktu menjadi bukanlah persoalan. Saat ini di Sydney, Lily bersama rekannya sedang membuka program permberdayaan perempuan di Indonesia. Setiap pagi Lily berefleksi mengenai apa yang bisa dilakukan untuk Indonesia. Baginya, berkontribusi menebar manfaat adalah sumber kesehatan mental, meski harus mengambil tenaga, waktu dan ide. Lily mengajak teman-teman Ph.D mama Indonesia untuk melakukan refleksi. Berikut rangkuman dari pemaparan Lily:
“Dalam hidup sebelum sampai di titik kita sekarang berada, dan bertemu dalam platform ini. saya yakin kita pernah berada di momen mempresentasikan ‘menjual diri dalam wawancara’. Entah wawancara untuk mendapatkan pekerjaan, beasiswa, atau ketika melakukan pitching untuk mendapatkan hibah dan grant. Hidup ini penuh dengan kegiatan mempresentasikan ide dan wawancara. Tetapi ada benang merah terhubung, bahwasannya kita, di saat wawancara tidak menggambarkan betapa hebat hidup kita sehingga kita pantas untuk mendapatkan beasiswa atau target lainnya. Tetapi, yang kita presentasikan adalah keinginan untuk berkontribusi setelah mendapatkan beasiswa tersebut. Kita ingin menunjukkan bahwa posisi, dana, beasiswa tersebut layak untuk kita karena kita memiliki kualitas untuk berkontribusi, dan kita bukanlah orang egois.
Kita akan menyusun sebuah narasi, yang menggambarkan bahwa diri kita memiliki potensi untuk berkontribusi dan tidak mementingkan diri sendiri ketika kesempatan itu benar-benar menjadi milik kita. Narasi yang kita gambarkan adalah bahwa kita adalah manusia yang tidak egois. Kita ambisius, tapi terukur. Ketika sebuah proyek telah kita jalankan, kita juga berbicara dampaknya, baik dampak jangka pendek, menengah, dan panjang. Kalimat berbunga-bunga kita hamburkan di pewawancara.
Hal ini bisa menjadi refleksi kita. Semangat kita untuk menggambarkan diri ketika berkompetisi dalam presentasi itu memberikan gambaran bahwa kita memiliki potensi. Nah pertanyaan refleksi tersebut adalah apakah potensi kita itu bermanfaat bagi banyak orang?
Di tahun 2020, momen untuk menagih itu sangat spesial. Pandemi menyebabkan kita semua berada di rumah masing-masing, tapi meski begitu kita masih bisa terhubung. Ph.D mama Indonesia adalah platform yang 4 tahun lalu dibentuk. Tetapi di tahun spesial ini, mulai melakukan rekrutmen dan penguatan organisasi. Di tahun ini semua pintu lebih mudah diketuk, semua hati bisa tergerak, semua orang bisa merasakan energi yang sama seperti yang dirasakan Kanti. Dan tahun ini adalah momentum komunitas-komunitas untuk dapat melakukan penguatan organisasi
Meskipun kita berjarak, tapi ada kemudahan untuk mejelaskan isi ide brilian di kepala kita, ada panggilan untuk selalu bersama-sama. Kata gotong royong yang dulu sangat sloganistis, sekarang menjadi relevan. Apa yang bisa kita kerjakan gotong royong bersama. Dulu, Kanti sebagai founder Ph.D Mama Indonesia memiliki banyak topi, yang harus berganti-berganti. Dari topi dosen, topi peneliti, topi ibu rumah tangga, topi Ph.D. mama. Tapi sekarang kita memiliki topi yang sama di bawah tim topi Ph.D mama Indonesia untuk melakukan penguatan dan menyebarkan gagasan yang dilakukan secara gotong royong. Jadi, ukuran topi yang dulu hanya cukup untuk kepala Kanti saja, sekarang dapat memuat 100 orang lebih.
Selain secara virtual lebih banyak pintu, dan lebih banyak hati untuk diajak tergerak, tahun 2020 memberi pelajaran berikutnya. Tahun ini membuat kita harus dapat menyesuaikan diri: dari seseorang yang terbiasa menggambarkan secara umum, menjadi sangat detail dan spesifik. Jarak dan waktu membuat kita ingin tahu gambaran yang kita miliki spesifik. Misalnya, ketika orang ingin tahu seperti apa dampak Ph.D mama, kita harus bertanya bergunanya seperti apa? Kita harus mampu menggambarkan dampak dan manfaatnya seperti apa. Dan lebih jauh, ini bukan hanya untuk platform Ph.D mama Indonesia saja, melainkan di semua bidang.
Saat ini ada kecenderungan harus spesifik dalam melakukan apapun. Saya bagi pengalaman saya sebagai konsultan sekolah di Jawa Barat yang mengupayakan pendidikan bagi anak pemulung. Ada perusahaan dan sekelompok orang di Tangerang Selatan yang ingin sekali membantu mereka. Ketika saya berkumpul bersama mereka, ada perubahan pola pikir dari keluarga pemulung yang membuat mereka sedikit demi sedikit percaya pada Pendidikan Dasar. Pelajaran yang didapatkan saat berinteraksi dengan mereka adalah: kita tidak bisa menyamaratakan dan melihat permasalahan secara umum. Mengapa mereka tidak bersekolah?. Jika mereka tidak bersemangat bersekolah, bisa jadi karena kebutuhan mereka tidaklah sama dengan anak di sekolah formal pada umumnya. Karena pola hidup mereka adalah membantu orang tua: memungut sampah adalah hal wajib bagi mereka untuk bertahan hidup. Kita berhadapan dengan anak-anak yang dipaksa berprinsip “Ketika kakiku bisa berjalan dan tanganku bisa bekerja, aku harus menolong keluargaku untuk bisa makan”. Jadi asessmen secara detail dan spesifik harus dilakukan. Mereka adalah anak-anak yang memiliki pandangan harus bekerja. Bagaimana mungkin kita datang, mengatakan slogan umum “nak kalian harus sekolah”, tanpa menjadi pendengar yang baik dan memahami hambatan mereka. Pelajaran yang dapat dipetik dari 12 tahun pengalaman membantu anak menemukan makna pendidikan, adalah bagaimana kita mendengarkan aspirasi dan memahami aspirasi tentang pendidikan itu sesuai dengan aspirasi mereka.
Sekiranya Ph.D mama juga bisa menjadi seperti itu, dapat membantu aspirasi perempuan untuk sekolah setinggi mungkin. Bahwa tidak bisa dipungkiri adanya perbedaan antara perempuan dan laki-laki yang ingin sekolah setinggi mungkin. Hambatan kultural itu betul-betul khas, Setiap pembahasan persoalan perempuan harus dianalisa dengan memasukkan unsur etnisitas, sosial ekonomi dan bahkan unsur politik dalam suatu negara.
Ph.D mama dibangun pelan-pelan dengan strategi mengumpulkan cerita dari teman-teman yang juga sedang berjuang meraih gelar Ph.D. Cerita personal mereka memberi kita pemahaman, bahwa betapa khas dan uniknya negosiasi seorang perempuan ketika mencoba meraih mimpi, dan betapa kompleksnya sistem pendukung yang coba dibangun oleh seorang perempuan untuk mewujudkan mimpinya dengan keluarga, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya.
Pesan untuk Ph.D mama, setidaknya dalam tiga tahun kedepan agar menjadi perpustakaaan sumber pengetahuan yang bisa diakses siapa saja, sarana menyampaikan aspirasi teman-teman dan menjadi ruang bagi kita, para perempuan yang telah melewati tahapan itu. Untuk menjadi teman, dan untuk menjadi telinga bagi mereka yang juga sudah berjuang mewujudkan mimpi mereka.
Disitu kita dapat melihat bahwa kita memang bertumbuh menjadi besar. Bukan hanya dalam angka, tapi besar dalam gerakan dan semangat bersama. Karena kita bukan hanya angka, melainkan kita adalah orang per orang yang selalu terhubung. Tidak akan ada artinya, jika kita berkumpul hanya dalam jumlah personel. Kita baru akan memiliki makna bila 100 orang tersebut, saling terhubung dan saling mengetahui potensi. Untuk mencapai agenda kerja yang dirancang.
Yang menjadi kunci adalah, apakah kita memastikan diri masing-masing memiliki kemampuan dan keinginan untuk saling terhubung ? Ini hanya bisa terjadi bila kita sama-sama menjadi arus penggerak, menjadi katalis dan enzim yang memungkinkan reaksi itu terjadi. Zat kimia yang dituangkan dalam zat cairan yang memberikan reaksi. Tetapi saya percaya, di antara 100 orang ini akan bersedia, berikrar “Saya akan berkomitmen, saya akan memberikan waktu dan tenaga. Okey saya akan bantu sesuai kapabalitas saya.”
Mungkin dengan seperti itulah, tahun 2020 ini menjadi momentum yang baik bagi kita semua. Memastikan kita menjadi alasan orang lain selalu terhubung, membangun sinergi, dan ‘hey kita ngapain lagi yuk, apa lagi yang bisa dilakukan bersama-sama’. Dan yah.. kita bisa melakukan banyak hal bersama-sama.
Yang juga dapat menjadi perhatian adalah peluang Ph.D. Mama menjadi kelompok perempuan yang ekslusif, beranggotakan perempuan-perempuan dengan pencapain tinggi, para penerima beasiswa, bekerja di perusahaan besar dan belajar di universitas besar. Situasi yang memungkinkan muncul anggapan bahwa platform ini bukan tempat yang terbuka, dan ini tentunya persepsi yang salah. Walau secara merek, nama ini adalah sekumpulan perempuan Indonesia yang berkualitas tinggi, tetapi we are actually fun and cool. Kami mudah diakses, di dekati, dan asyik untuk diajak berjuang bersama. Saya ingin terus melihat evolusi Ph.D mama Indonesia. Dan saya termasuk orang yang bisa diketuk kapan saja.
Semoga Ph.D mama bisa meruntuhkan sekat-sekat, dan mampu berkolaborasi untuk memberikan perubahan.
Terakhir saya ingin menutup power talk ini dari James Clear penulis buku Atomic Habit “Most people think they lack motivation when they really lack clarity.” Terkadang sebagian orang merasa kekurangan motivasi, padahal dia tidak punya kejelasan. Jadi kita sebenarnya tidak ada masalah dalam berkontribusi dalam Ph.D mama Indonesia ini, tetapi yang perlu kita temukan bersama-sama adalah claritynya, kejelasannya. Terima kasih.”
Author : Mulkiah; Editor : Fara