PhD Mama Winny: Menyimpan Bayi di Meja Kerja

Hola Mama!

Pada post kali ini saya ingin berbagi obrolan dengan Winny Wulandari, dosen ITB yang menyelesaikan PhD nya di Australia kira-kira 3 tahun yang lalu. Sama-sama menempuh studi doktoral dengan suami tidak hanya sebuah keberuntungan tetapi juga sebuah tantangan tersendiri, ditambah ada kehadiran buah hati yang sempat mengalami sakit yang cukup serius. Bagaimana kisah Mbak Winny? Selamat menyimak!

Bagaimana Winny membagi tugas dengan suami terutama terkait mengasuh anak?

Sudah cukup lama ya, tapi saya ingat untuk tugas rumah tangga, kami sebetulnya tidak terlalu ribet. Saat saya sudah mulai studi dan Kariem (suami) belum, dia mengasuh anak saya saat kuliah, sementara sorenya dia bekerja di Asian Store.

Saat kami berdua S3, alhamdulillah di Fakultas dan Universitas yang sama, jadi kami berangkat bersama. Setelah menitipkan anak di daycare (daerah Kensington atau Brunswick), kami ke kampus dengan membawa mobil ke daerah Hawthorn. Lama perjalanan sekitar satu jam.

Pulang dari kampus saya masak untuk makan malam, lalu kita makan bersama. Sisa makan malam dijadikan bekal untuk makan siang esok hari. Kalau weekend, kami suka makan siang atau malam di luar, jadi ngga perlu masak.

Saya membiarkan Kariem (suami) mengerjakan risetnya sampai malam hari (kebanyakan kerjaan dia tentang modelling pakai komputer), sementara menemani anak atau mengerjakan tugas rumah tangga. Alhamdulillah dia lulus 3 tahun, sementara saya 4,5 tahun.

581166_10151110659833840_788425151_n
Pemandangan sehari-hari saat suami memandikan si kecil

Momen apa yang dirasakan paling berat saat itu?

Momen terberat barangkali saat saya harus submit disertasi dan baru melahirkan anak kedua, sementara anak pertama mengalami eczema yang parah (saat winter). Ya sebagaimana ibu-ibu lain kalau habis melahirkan pasti kita butuh waktu untuk menyesuaikan dengan ritual baru seperti menyusui dan begadang malam, disamping badan juga masih dalam proses pemulihan.

Saya sedih sekali saat itu anak pertama terkena eczema. Sedih melihat dia jadi sangat rewel karena kulitnya perih gatal dan akhirnya gelisah terus dan tidak bisa dititipkan di childcare.

mengantar kaka affan sekolah.jpg
Mengantar si Kakak ke sekolah sebelum mengerjakan disertasi

Masih inget saat itu setiap hari ke kampus saya membawa bayi berusia dua minggu dan disimpan di meja kerja sementara saya menyelesaikan disertasi.

Alhamdulillah suami yang saat itu sudah lulus PhD bisa membantu membaca disertasi saya 12 jam non-stop untuk mengecek format, english, punctuation dan typos disertasi saya. Yah, luar biasa lah. Alhamdulillah terlewati juga.

Masih inget saat itu setiap hari ke kampus saya membawa bayi berusia dua minggu dan disimpan di meja kerja sementara saya menyelesaikan disertasi. Alhamdulillah suami yang saat itu sudah lulus PhD bisa membantu membaca disertasi saya 12 jam non-stop untuk mengecek format, englishpunctuation dan typos disertasi saya. Yah, luar biasa lah. Alhamdulillah terlewati juga.

Banyak yang bilang, kehidupan mahasiswa PhD itu sangat mengisolasi. Bagaimana menurut Winny?

Ya barangkali ada yang merasa seperti itu. Tapi alhamdulillah saya masih diberi kenikmatan pertemanan dengan teman-teman di sana sangat berkesan, bahkan seperti keluarga. Kami termasuk yang pertama menginisiasi grup arisan yang suka kumpul di rumah kami tiap weekend, namanya DTC (Drybyrgh Tennis Club), karena kami senang bermain tennis dan rumah kami di jalan Dryburgh.

Selain itu ada teman-teman pengajian yang sampai sekarang masih bersilaturahmi. Sebisa mungkin kalau kami di Indonesia sedang berkunjung ke kota lain, misal Semarang, Tangerang, dan Jogja, kami selalu menyempatkan bersilaturahmi dengan teman-teman yang juga sudah pulang for good.

Bersama teman-teman penyuka tulisan, kami dari FLP Melbourne juga pernah menerbitkan buku dengan judul “Merantau ke Australia” terbitan Pro-Books pada tahun 2013.

73705_10152187282618840_74836160_n.jpg
Bersama ‘keluarga besar’ kami di Melbourne

Winny, boleh cerita sedikit tentang riset S3 kemarin?

Riset S3 saya berjudul “Modelling of Thermal Magnesium Processes”. Riset ini berfokus pada pembuatan logam magnesium, logam masa depan yang ringan dan kuat, khususnya peristiwa kimia fisik, termodinamika dan kinetika dalam mengekstrak logam magnesium dari bijih mineralnya melalui rute pyrometallurgy.

Intinya bagaimana kita berinovasi mendapatkan proses produksi logam yang lebih environmentally friendly agar mendapat logam yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

Apa saja kesibukan Winny saat ini?

Sekarang di ITB saya beraktivitas di Program Studi Teknik Kimia, Kelompok Keahlian Perancangan dan Pengembangan Produk Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri.

Saya bersemangat sekali mengembangkan proses-proses pengolahan logam bagi bijih mineral di Indonesia, seperti bauksit untuk logam aluminium, laterit untuk logam nikel, dan dolomit untuk logam magnesium, agar bangsa kita memiliki kemandirian teknologi.

Selain itu juga saya mengembangkan teknologi pemrosesan batubara. Intinya agar sumberdaya mineral dan batubara Indonesia dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh anak negeri sendiri untuk meningkatkan nilai tambahnya.

Ada pesan khusus untuk teman-teman yang ingin melanjutkan studi?

Ya, nikmatilah. Riset S3 merupakan satu-satunya waktu bagi kita sebagai peneliti untuk mengeksplor penelitian kita, jadi manfaatkanlah dan sekali lagi: nikmatilah!

Saat lulus nanti, akan banyak sekali aktivitas-aktivitas lain yang menghalangi kegiatan penelitian, misalnya pengajaran dan kegiatan administrasi, sehingga penelitian tidak bisa optimal.

Selain itu, adakalanya kita merasa down dan tidak ada jalan keluar. Punya PhD sharing group sangat membantu sekali, karena kita bisa sharing dan mengambil pelajaran dari rekan kita yang sama-sama berjuang mengerjakan S3.

Selain itu, adakalanya kita merasa down dan tidak ada jalan keluar. Punya PhD sharing group sangat membantu sekali, karena kita bisa sharing dan mengambil pelajaran dari rekan kita yang sama-sama berjuang mengerjakan S3.

One thought on “PhD Mama Winny: Menyimpan Bayi di Meja Kerja

  1. halo mbak..salam kenal,saya mau nanya jam kuliah utk phd research,apakah fleksibel atau seperti by coursework? Saya dan suami sama2 ambil phd research dan bawa anak kami usia 2 tahun. Apakah memungkinkan jika anak tidak dititipkan di daycare? Kami berniat bergantian jaga anak. Terimakasih jawabannya mbak.

    Like

Leave a comment